Muhammad mengatakan di Sura al-Baqarah (2; Sura Sapi), ayat 127, bahwa Abraham dan Ishmael membangun kuil. Keterangan ini didukung oleh hadis atau “tradisi Islam.” Tapi hadis² lahir puluhan tahun setelah Muhammad mati. Para penulis hadis tidak pernah menulis catatan apapun yang lebih awal daripada jaman Muhammad, dan mereka juga tak pernah mengutip dokumen apapun sebelum jaman Islam yang mendukung pernyataan mereka. Mereka sebenarnya hanyalah mengarang cerita saja, sama persis seperti orang mengarang dongeng. Lebih parah lagi, penulis² selanjutnya malahan bergantung pada hadis² tersebut, dan menganggap tulisan itu benar. Ini membuktikan bahwa penulis² hadis generasi berikut yang bergantung pada penulis pertama (yang mengarang dongeng²) tidak pula menemukan keterangan sejarah apapun yang mendukung keterangan hadis, sehingga mereka mengutip dongeng² itu begitu saja, seakan-akan dongeng itu adalah laporan sejarah ilmiah, dan lalu mereka pun menambahkan kisah karangan mereka sendiri ke dalam dongeng² itu. Akhirnya yang terbentuk adalah hadis² yang rancu dan menyesatkan.
Para Pencipta Hadis Ternyata Juga Buta Sejarah Umum
Penulisan Qur’an tidak hanya mengandung kesalahan fakta sejarah saja, tapi juga melibatkan berbagai tipuan oleh para penulis pertama Hadis. Orang² berpendidikan tidak menganggap tulisan hadis sebagai tulisan yang bisa dipercayai, karena kisah²nya lahir pada generasi² di mana hadis² itu ditulis, dan tidak ada keterangan sejarah apapun yang membenarkannya. Jika orang menulis fiksi, sudah jelas bahwa orang ini tidak berhak menyelipkan tulisannya ke dalam laporan sejarah kejadian 3000 tahun yang lalu dan menyebutnya sebagai fakta. Tapi para pionir hadis menulis kisah² yang mereka karang di abad ke 7 dan 8 M, dan menyelipkan karangannya di jaman Abraham, sekitar 2.900 tahun sebelumnya.
IBN ISHAK
Ibn Ishak and Pemutar-Balikkan Sejarah dan Ketidaktahuan akan Sejarah Umum
Ibn Ishak and Pemutar-Balikkan Sejarah dan Ketidaktahuan akan Sejarah Umum
Ibn Ishak adalah orang pertama yang menyebutkan nama² suku yang hidup di Mekah dan mengarang sejarah Quraysh, suku Muhammad. Akan tetapi Ibn Ishak lahir di Medina sekitar tahun 725 M, 85 tahun setelah Muhammad hijrah ke Medina, dan wafat sekitar 150-153 tahun setelah hijrah.
Ibn Ishak, dan penulis lainnya yang bergantung pada tulisannya, berpikir bahwa ini adalah satu²ny jalan untuk membenarkan keterangan dalam Qur’an. Dengan tujuan untuk membantah catatan sejarah dan kejadian² di Alkitab, dia menulis ulang sejarah baru yang disesuaikan dengan narasi Qur’an. Dia mencoba memberitahu dunia bahwa tulisannya adalah benar, padahal isinya tak lain hanyalah fiksi belaka. Para ahli Islam di jamannya juga sudah tahu akan hal itu. Mereka tahu bahwa tulisan Ibn Ishak adalah dongeng sejarah saja, tanpa dukungan keterangan dari sejarawan dan geografer terdahulu. Para penulis Islam di jamannya menuduhnya mengarang kisah palsu, menipu, dan menciptakan silsilah keturunan yang ngawur. Dia pun terkenal sebagai pria yang mata keranjang, sehingga Kalifah Islam mengritiknya dan mencela sikapnya. [49]
[49] Komentar² tentang Ibn Hisham I, hal. L
[49] Komentar² tentang Ibn Hisham I, hal. L
Untuk menentukan kredibilitas suatu keterangan, kita harus menelaah asal-usul keterangan itu. Para Muslim di jaman modern mempercayakan nasib dan hidupnya pada keterangan² sejarah Islam kuno. Mereka seharusnya tidak bersikap begitu pada tulisan sejarah abad ke 7 dan 8M yang sarat dengan berbagai dongeng primitif yang dianggap sebagai fakta sejarah.
Tulisan² Ibn Ishak yang Tak Bisa Dipertanggungjawabkan dan Para Penulis Muslim Lain yang Mendukung Keterangannya Tentang Muhammad
Orang yang disebut-sebut sebagai pelopor penulis Hadis mengarang sejarah, memisahkan Muslim dari catatan sejarah yang sebenarnya, dan mencegah mereka untuk membaca Alkitab.
Seperti yang kusebut sebelumnya, Ibn Ishak dianggap sebagai penulis Sira utama tentang Muhammad dan Islam. Penulis Sira Halabiyah, yakni tentang riwayat hidup Muhammad, melaporkan bahwa Ibn Ishak mencatat sebagian hadis tanpa sumber narator apapun. Penulis Halabiyah mengatakan bahwa ahli Islam terkemuka seperti Ibn al-Madani dan Ibn Main, mengatakan bahwa keterangan Ibn Ishak tak dapat dipercaya, dan Malik bin Uns menuduhnya berbohong dan mengarang cerita saja. Malik berkata:
Ibn Ishak adalah salah seorang pendusta yang paling parah. Karenanya, kami mengusirnya dari Medina, kota tempat tinggal Ibn Ishak. [50]
[50] Halabiyah I, hal. 93
[50] Halabiyah I, hal. 93
Ilmuwan Islam lainnya juga berkomentar tentang Ibn Ishak. Penulis komentar tentang Ibn Hisham menulis:
Kami menemukan sumber² hadis yang bisa dipercaya, seperti Malik bin Uns dan Hisham bin Urua bin al-Zubeir, semuanya menyingkirkan Ibn Ishak dari daftar pelapor hadis yang bisa dipercaya. Mereka tak pernah ragu menuduhnya berbohong, memalsu, menipu, mengutip dari narator yang tak bisa dipercaya, mengarang puisi yang lalu diselipkannya ke dalam bukunya, dan menciptakan berbagai silsilah keturunan yang salah. [51]
[51] Pendahuluan Ibn Hisham, hal. mim
[51] Pendahuluan Ibn Hisham, hal. mim
Yang menarik adalah, beberapa para penuduh Ibn Ishak adalah pelapor utama hadis. Mereka mempertanyakan puisi² yang ditulis Ibn Ishak dan disisipkannya ke dalam buku sejarahnya. Dia menulis puisi² dengan bahasa Arab jamannya, tapi dia menyebut puisi² itu ditulis di abad 21 SM, di mana belum muncul bahasa Arab apapun. Bahasa Arab baru muncul di abad ke 10 SM. Bahasa Arab sebelum jaman Kristen sangatlah berbeda dengan bahasa Arab dalam Qur’an, yang merupakan bahasa yang digunakan suku Quraysh, suku asal Muhammad. Bahasa Arab ini berkembang setelah suku Quraysh datang dari Yemen ke Mekah beberapa abad di jaman awal Kristen.
Tuduhan lain terhadap Ibn Ishak adalah memalsu silsilah keturunan. Silsilah keturunan karangannya inilah yang menjadi pengetahuan resmi yang diikuti Muslim di jaman modern. Silsilah Ibn Ishak mengatakan bahwa Muhammad adalah keturunan Ishmael. Pernyataan ini sangat tak berdasar.
Para penulis komentar Sira mengutip tulisan² ahli Islam dahulu tentang Ibn Ishak. “Meki bin Ibrahim tidak menanggapi hadis yang dilaporkan Ibn Ishak. Yazid bin Harun melaporkan bahwa Ibn Ishak mengatakan pada masyarakat Medina tentang suatu suku, tapi mereka menentang keterangannya. Rupanya mereka lebih mengetahui tentang suku itu daripada Ibn Ishak, dan mereka bisa melihat kepalsuan keterangannya. Ibn Numeri berkata bahwa Ibn Ishak melaporkan hal yang salah tentang masyarakat yang tak dikenal.” [52] Ibn Numeir mengritik Ibn Ishak karena mengarang suku yang tidak pernah ada. Ibn Ishak menulis berbagai rincian tentang masyarakat Alkitab, padahal Alkitab sendiri tidak pernah menyatakan demikian. Contohnya, Ibn Ishak mengarang keterangan siapa menikah dengan siapa. Dia juga menciptakan nama² Arab bagi tokoh² Alkitab dengan menggunakan nama² orang di jamannya, dan memberi nama istri² Arab pada mereka, meskipun mereka tinggal di tanah Kanaan.
[52] Pendahuluan Ibn Hisham, hal. nun
Para penulis komentar Sira mengutip tulisan² ahli Islam dahulu tentang Ibn Ishak. “Meki bin Ibrahim tidak menanggapi hadis yang dilaporkan Ibn Ishak. Yazid bin Harun melaporkan bahwa Ibn Ishak mengatakan pada masyarakat Medina tentang suatu suku, tapi mereka menentang keterangannya. Rupanya mereka lebih mengetahui tentang suku itu daripada Ibn Ishak, dan mereka bisa melihat kepalsuan keterangannya. Ibn Numeri berkata bahwa Ibn Ishak melaporkan hal yang salah tentang masyarakat yang tak dikenal.” [52] Ibn Numeir mengritik Ibn Ishak karena mengarang suku yang tidak pernah ada. Ibn Ishak menulis berbagai rincian tentang masyarakat Alkitab, padahal Alkitab sendiri tidak pernah menyatakan demikian. Contohnya, Ibn Ishak mengarang keterangan siapa menikah dengan siapa. Dia juga menciptakan nama² Arab bagi tokoh² Alkitab dengan menggunakan nama² orang di jamannya, dan memberi nama istri² Arab pada mereka, meskipun mereka tinggal di tanah Kanaan.
[52] Pendahuluan Ibn Hisham, hal. nun
Salah satu dusta Ibn Ishak yang paling serius adalah karangannya tentang berbagai kisah dan rincian keterangan untuk membenarkan berbagai keterangan ngawur Qur’an. Contohnya adalah tentang musibah banjir. Qur’an menyatakan Tuhan mengirim banjir ke Mesir sebagai salah satu hukuman bagi Firaun. Ibn Ishak mengatakan banjir menutupi seluruh Mesir, dan dia menulis dengan detail tentang hal itu, seakan-akan apa yang dikatakan Qur’an adalah benar. [53] Kita tahu bahwa keterangan Muhammad di Qur’an tentang banjir adalah adalah salah berdasarkan catatan sejarah. Mesir tidak pernah kebanjiran – tidak di jaman firaun, atau jaman apapun setelah bencana air bah Nabi Nuh.
[53] Tarikh al-Tabari vol. I, hal. 247
[53] Tarikh al-Tabari vol. I, hal. 247
Ibn Ishak banyak menulis tentang asal-usul berbagai negara. Contohnya, dia mengatakan asal-usul bangsa Romawi. Dari keterangan Alkitab, dia mengetahui bahwa Esau, putra Ishak, putra Abraham, menikah dengan Basmath, putri Ishmael. Tapi dia juga mengatakan bahwa Basmath melahirkan Rum, yang lalu menurut dia, merupakan kakek moyang bangsa Romawi. [54] Ibn Ishak mengarang berbagai silsilah keturunan para tokoh Alkitab, memberi mereka dan kakek moyang mereka nama² Arab. Contohnya dia memberi nama² Arab bagi putri² Adam. [55] Tiada seorang pun, selain Ibn Ishak, yang memberi nama putri² Adam. Dengan melakukan hal ini, Ibn Ishak membuat dirinya lebih hebat daripada Nabi Musa, yang menulis kitab Kejadian di Taurat, dan menyebut nama putra² Adam dan keturunannya. Ibn Ishak juga menulis kisah tentang keturunan Adam dan Nuh. Silsilah karangannya menghubungkan suku² Arab dengan Nabi Nuh dan putranya Shem. Salah satu dari suku² tersebut adalah Thamud. Dia mengatakan bahwa suku Thamud ini adalah keturunan generasi ketiga setelah Shem. [56] Dia melakukan semua ini untuk menunjang dusta Muhammad di Qur’an yang menyatakan bahwa Thamud adalah generasi ketiga setelah Nuh, tapi suku Thamud sendiri baru muncul dalam sejarah manusia di abad ke 8 SM. Ibn Ishak juga menciptakan silsilah keturunan bagi tokoh² Alkitab Perjanjian Baru. Contohnya adalah kakek moyang Yohanes Pembaptis. Untuk membuat Yohanes jadi Muslim, maka dikarangnya Yohanes sebagai putra Adi, putra Muslim, putra Saduk. [57]
[54] Tarikh al-Tabari, I, hal. 190
[55] Tarikh al-Tabari, I, hal. 102
[56] Ibn Hisham 1:8;Tabari, I, hal. 133-138
[57] Tarikh al-Tabari, I, hal. 348
[54] Tarikh al-Tabari, I, hal. 190
[55] Tarikh al-Tabari, I, hal. 102
[56] Ibn Hisham 1:8;Tabari, I, hal. 133-138
[57] Tarikh al-Tabari, I, hal. 348
Ibn Ishak-lah yang pertama-tama menulis Abraham menunggang bouraq, atau unta bersayap, untuk terbang dari Damaskus ke Mekah setiap kali dia ingin mengunjungi Ishmael, [58] yang dikatakan Muhammad membangun kuil Ka’bah di Mekah dan hidup di sana. Kita tahu bahwa kisah ini sebenarnya berasal dari dongeng Persia yang tertulis dalam buku Dinkard. Kai-Khusrois, nabi dalam dongeng, merubah Vae, dewa air, menjadi unta. Lalu Kai-Khusrois naik unta itu dan pergi ke tempat tinggal orang² Persia yang hidup abadi. [59]
[58] Tarikh al-Tabari, I, hal. 165
[59] Dinkard-Book IX, Bab XVIII, 2-7, Pahlavi Texts, Bagian IV, Diterjemahkan oleh E.W. West, The Sacred Books of the East, Volume 37, diterbitkan oleh Motilal Banarsidass, Delhi, 1969, hal. 224-225
[58] Tarikh al-Tabari, I, hal. 165
[59] Dinkard-Book IX, Bab XVIII, 2-7, Pahlavi Texts, Bagian IV, Diterjemahkan oleh E.W. West, The Sacred Books of the East, Volume 37, diterbitkan oleh Motilal Banarsidass, Delhi, 1969, hal. 224-225
Ibn Ishak mengatakan bahwa putra yang diletakkan Abraham di mezbah persembahan untuk dikorbankan adalah Ishmael, [60] dan bukan Ishak, meskipun para sejarawan Islam sebelum dia mengatakan Ishak-lah yang hendak dikorbankan. [61] Sungguh ironis bahwasanya khayalan Ibn Ishak ini malah diterima seluruh dunia Islam sehingga bagi Muslim Ishmael jadi lebih penting daripada Ishak.
[60] Tarikh al-Tabari, I, hal. 165
[61] Tarikh al-Tabari, I, page 164
[60] Tarikh al-Tabari, I, hal. 165
[61] Tarikh al-Tabari, I, page 164
Ibn Ishak mengatakan bahwa keturunan Shem diubah menjadi guenon [62] (monyet kecil dengan ekor panjang) untuk membenarkan keterangan Qur’an bahwa masyarakat Israel di Ilat di Teluk Aqaba diubah jadi monyet. Hal ini juga mendukung hadis yang mengatakan salah satu dari 12 suku² Israel diubah jadi tikus. [63]
[62] Tarikh al-Tabari, I, page 125
[63] Sahih al-Bukhari, 4, hal. 98
[62] Tarikh al-Tabari, I, page 125
[63] Sahih al-Bukhari, 4, hal. 98
Ibn Ishak, menggunakan sumber dari Wahab bin Munabbih, mengatakan bahwa di Antiokhia terdapat seorang firaun yang bernama Antikos, putra Antikos, putra Antikos. Firaun ini menyembah berhala. Ibn Ishak mengatakan Allah mengirim tiga utusan ke Antiokhia untuk menemui Firaun; nama² mereka adalah S’adik, S’aduk, dan Shalum. Pertama-tama, Allah mengirim dua utusan, tapi penduduk Antiokhia tidak mempercayai mereka, lalu Allah menguatkan kesaksian mereka dengan mengirim utusan ketiga. Ketiga utusan ini katanya adalah murid Kristus. Ketika Firaun dan masyarakat Antiokhia ingin membunuh ketiga utusan tersebut, Allah menengahi dan membunuh Firaun dan seluruh masyarakatnya, sampai tiada satu pun yang selamat.
Dongeng² para tokoh awal Islam ini diperkuat dengan pengakuan penyampai hadis seperti Khutadeh dan Abdullah ibn Abbas, [64] keduanya adalah penyumbang hadis dan kisah Muhammad. Ibn Abbas adalah saudara sepupu Muhammad. Hadis² yang mereka karang bertujuan untuk membenarkan keterangan Muhammad, tapi tak ditunjang oleh fakta sejarah. Dongeng² hadis menunjukkan kenaifan orang² Muslim yang percaya saja pada keterangan tersebut.
[64] Tarikh al-Tabari, Volume I, hal. 379 and 380
[64] Tarikh al-Tabari, Volume I, hal. 379 and 380
Keturunan Firaun sudah lenyap berabad-abad sebelum jaman Kristen. Kota Antiokhia dibangun di tahun 300 SM oleh Selecus Nicator, satu dari empat pemimpin yang menggantikan Alexander Agung. Dengan demikian para Firaun sudah lenyap berabad-abad sebelum kota Antiokhia dibangun. Terlebih lagi, ibukota Firaun dan masyarakatnya terletak di Mesir, dan bukan di perbatasan Syria utara dan Asia Minor di mana Antiokhia terletak. Nama yang diberikan pada Firaun sebagai raja Antiokhia dalam hadis adalah: “Antiokhia, putra Antiokhia, putra Antiokhia.” Ini sebenarnya adalah gelar² raja dari dinasti Yunani Selecus, yang menguasai Syria setelah Alexander wafat.
Hal ini menunjukkan kebodohan dan ketidaktahuan para penyampai hadis utama akan pengetahuan sejarah umum. Mereka sama sekali buta akan sejarah tapi berusaha menulis ulang sejarah demi membenarkan keterangan Qur’an. Mereka mencampur adukkan dongeng² kuno dengan dongeng² jaman mereka. Mereka mengganti Firaun – tokoh penting sejarah – di kota² atau negara² yang bahkan tidak ada di jaman Firaun. Kesalahan fatal seperti ini dengan cepat bisa diketahui oleh kaum terdidik dari negara² yang beradab. Akan tetapi, Muslim jaman sekarang masih saja bergantung pada hadis untuk mencari “bukti” kebenaran sejarah dalam Qur’an.
Selain Ibn Ishak, Penyampai Hadis Lain juga Mengarang Sejarah Islam
Ibn Ishak tidak dapat dipercaya ketika dia menulis sejarah peradaban kuno. Keterangan sejarahnya tidak pernah berdasarkan bukti penemuan arkeologi atau naskah² sejarah kuno. Dia mengarang saja keterangannya. Meksipun dia mengutip tulisan para narator yang menyampaikan kisah² sebelum jamannya, tapi orang² yang jadi sumber informasi Ibn Ishaq ini adalah para Muslim yang hidup setelah Muhammad mati. Mereka bukan ahli sejarah, dan tak punya pengetahuan sejarah umum peradaban manusia, sehingga mereka bukanlah sumber terpercaya sejarah kuno. Ibn Ishaq dan para penulis Muslim berikutnya (satu atau dua generasi kemudian), menulis ulang sejarah Islam agar sesuai dengan apa yang ditulis Muhammad dalam Qur’an. Aku akan membahas hal ini sekilas dan memberi komentar tentang sebagian para pencipta tulisan yang disebut sebagai ‘sejarah Islam.’
AL-SHAABI
Al-Shaabi, sumber utama keterangan Ibn Ishak, menyatakan bahwa suku Quraysh telah mulai mencatat sejarah hanya beberapa tahun setelah tahun gajah, yakni 570 M, dan dia menasehati para pembacanya untuk menelaah sejarah bangsa Yahudi untuk mendapatkan fakta.
Ibn Ishaq seringkali menyebut hal² yang didengarnya dari al-Shaabi. Kadangkala Ibn Ishaq bertanya pada al-Shaabi [65], dan al-Shaabi menjawab:
[65]Tarikh al-Tabari, I, hal. 171
[65]Tarikh al-Tabari, I, hal. 171
Sejarah Muslim harus sesuai dengan sejarah Yahudi – maksudnya adalah apa yang tertulis di Alkitab Perjanjian Lama – karena kaum Muslim tidak pernah mencatat sejarah sebelum Muhammad hijrah ke al-Medina. Mereka tidak pernah mencatat apapun sebelum itu. Kaum Quraysh baru mulai menulis sejarah mereka di tahun gajah. [66]
[66] Tarikh al-Tabari, I, hal. 120
[66] Tarikh al-Tabari, I, hal. 120
Tahun gajah adalah tahun di mana Abraha dari Ethiopia menguasai Mekah, dengan menggunakan gajahny untuk memenangkan peperangan. Hal ini terjadi kira² tahun 570 M, di tahun yang sama Muhammad lahir. Mari kita lihat semua bukti yang ada. Pertama-tama, al-Shaabi, sumber utama sejarah Ibn Ishaq, mengaku bahwa umat Muslim harus mengikuti sejarah kaum Yahudi. Kedua, umat Muslim baru menulis sejarah sekitar tahun 622 M, saat Muhammad hijrah ke Medina. Ketiga, suku Quraysh, yang hidup di Mekah, baru menulis sejarah mereka pada tahun 570 M, yakni tahun gajah. Dengan begitu, bagaimana mungkin para Muslim bisa menulis sejarah kuno Islam sebelum masa hijrah? Hak apakah yang dimiliki Ibn Ishaq dan penulis Muslim lainnya untuk menyusun sejarah Mekah 2.600 tahun sebelum tahun gajah?
Untuk membenarkan tulisan mereka, penulis Muslim malah menuduh Alkitab telah dikorupsi; dan karena itulah isi keterangan Alkitab berbeda dengan Qur’an. Tetapi jika kita membandingkan kebenaran Alkitab dengan Qur’an, maka tampaklah perbedaan yang sangat besar. Salinan² kitab² dari Alkitab sudah tersedia dan beredar sejak abad ke 2 SM, seperti naskah² Laut Mati yang ditemukan di gua di Qumran dekat Yerikho. Bagian Perjanjian Lama Alkitab diterjemahkan dari bahasa Ibrani ke bahasa Yunani oleh Ptolemius II Philadelphus, Raja Mesir di tahun 287 M. Ptolemius II mendirikan sebuah perpustakaan Alexandria dan dia memasukkan Alkitab ke dalam koleksi buku perpustakaan. Ptolemius mengundang 70 ilmuwan Yahudi ke Alexandria untuk menerjemahkan Alkitab ke bahasa Yunani, dan terjemahan ini dikenal sebagaiSeptuagint. Banyak salinan Septuagint kuno yang masih utuh sampai saat ini. Bahkan Yesus dan para Rasul juga mengutip dari naskah² Septuagint. Selain itu, banyak terjemahan Alkitab yang ditulis di berbagai waktu dalam berbagai bahasa. Terjemahan² kuno itu masih ada sampai hari ini dan tak ada yang meragukan keasliannya.
Contoh Sepguagint.
Bahkan al-Shaabi, salah satu sumber keterangan utama Ibn Ishaq, dan juga penulis² Muslim di jamannya, juga mengatakan untuk kembali ke “sejarah Yahudi” dalam Alkitab, dan riset agama harus sesuai dengan fakta sejarah. Kesimpulannya adalah kita tidak bisa mempercayai tulisan sejarah bangsa Quraysh sebelum tahun 570 M, tahun gajah. Kita pun tak bisa mempercayai tulisan² sejarah Islam yang ditulis Muslim, sebelum Muhammad hijrah di tahun 622 M.
AL-SUDI’
Al-Sudi’ adalah pencipta berbagai kisah untuk membenarkan dosa Muhammad.
Pengarang sejarah Islam lainnya adalah al-Sudi’. Seperti banyak narator Islam lainnya, al-Sudi’ juga berusaha membenarkan perbuatan² tercela Muhammad. Contohnya, al-Sudi’ mencontek kisah tentang angin yang mengangkat baju yang Zipora, anak perempuan Jehtro sang pendeta Midian (mertua Musa), ketika gadis itu berjalan bersama sang ayah untuk pulang ke rumah ayahnya. [67]
[67] Tarikh al-Tabari, I, hal. 236
[67] Tarikh al-Tabari, I, hal. 236
Al-Sudi mendapatkan gagasan mengarang cerita ini dari suatu kejadian dalam hidup Muhammad. Ketika Muhammad mengunjungi putra angkatnya, Zayd bin Harithah, yang disebut sebagai Zayd bin Muhammad atau “putra Muhammad,” Zayd sedang tidak berada di rumah. Istrinya, yakni Zainab, membuka pintu bagi Muhammad. Angin bertiup mengangkat baju Zainab di hadapan Muhammad, sehingga Muhammad berahi terhadapnya dan menyatakan gairahnya dengan jelas kepada Zainab. Ketika Zayd pulang ke rumah, istrinya menyampaikan tentang birahi sang Nabi pada sang istri. Zayd, yang tahu bahwa wanita manapun yang diminati Muhammad harus diserahkan padanya, pergi mengunjungi Muhammad dan mengatakan bahwa dia akan menyerahkan istrinya pada Muhammad. [68] Keesokan harinya, Muhammad mewahyukan Qur’an, sura 33 (al-Ahzab), ayat 37, yang menyatakan bahwa Allah memberikan istri Zayd padanya. Dia juga memerintahkan umat Muslim untuk menikahi menantu wanita mereka jika putra² angkat mereka menceraikan istri² mereka. Semua ini dilakukan Muhammad demi membenarkan berahinya terhadap menantunya. Ayat² lain yang berkenaan dengan hal ini juga mencela perbuatan mengangkat anak. Dia menyuruh Muslim untuk berhenti melakukan adopsi dan memerintahkan mereka untuk memanggil anak² angkat dengan nama² ayah kandung mereka, dan bukan dengan nama orangtua yang mengadopsi mereka (Surah 33:5).
[68] Halabiyah, 2, hal. 484
[68] Halabiyah, 2, hal. 484
Seperti yang telah kusebut sebelumnya, Zayd adalah putra angkat Muhammad. Zayd diculik sewaktu masih kecil di Syria, dan dijual sebagai budak, dan akhirnya jatuh ke tangan Khadijah, istri pertama Muhammad. Karena suka padanya, Muhammad lalu mengadopsi Zayd. Bertahun-tahun kemudian, ayah Zayd menemukan Zayd di Mekah. Dia ingin membeli kemerdekaan putranya, tapi Muhammad menolaknya. Karena itulah ayah Zayd lalu menulis puisi sedih tentang putranya. [69]
[69] Ibn Hisham, I, hal. 200
[69] Ibn Hisham, I, hal. 200
Al-Sudi’ berusaha membuat kisah Muhammad dan istri Zayd, Zainab, tidak begitu memalukan dengan menyatakan angin meniup baju Zainab di hadapan orang banyak dan bukan di hadapan Muhammad. Al-Sudi’ mengatakan bahwa angin juga mengangkat baju Zipora yang lalu dinikahi Musa. Dapat dari manakah al-Sudi’ tentang keterangan itu? Literatur Yahudi atau literatur manapun tak ada yang mengatakan hal seperti itu. Usaha memperkecil nista Muhammad dengan mengarang dongeng tentang Musa hanya bisa mengelabui orang bodoh saja.
Contoh lain adalah al-Sudi mengarang bahwa Balaa, putra Beor, adalah orang Israel. [70] Alkitab menyatakan bahwa Balaam bukanlah orang Israel, tapi dia adalah “putra² dari Timur.” Al-Sudi juga mengatakan bahwa keledai Balaam berkata padanya, “Kau ngesex denganku di malam hari dan menunggangiku di siang hari.” [71] Alkitab tidak menyebut keterangan itu sama sekali.
[70]Tabari, I, hal. 259
[71]Tarikh al-Tabari, I, hal. 260
[70]Tabari, I, hal. 259
[71]Tarikh al-Tabari, I, hal. 260
Banyak kisah² yang ditulis para penulis Muslim yang seperti itu. Mereka menambah-nambahkan berbagai dongeng yang aneh, untuk menipu orang² yang tak berpengetahuan akan Akitab. Bagaimana mungkin Muslim bisa menemukan kebenaran jika mereka mempercayai dongeng² khayalan tersebut?
WAHAB BIN MUNABBIH
Wahab Bin Munabbih, salah seorang penulis utama yang mengarang sejarah Islam bagi umat Muslim.
Wahab Bin Munabbih adalah orang Yaman keturunan Persia yang memeluk Islam, dan dia adalah salah seorang dari para penulis utama sejarah Islam. Ibn Ishaq juga seringkali mengutip keterangannya. Wahab menulis tentang penyerangan² militer yang dilakukan Muhammad. Dia mati sekitar 114 tahun setelah Muhammad hijrah ke Medina, [72] dan Ibn Ishaq mati sekitar 40 tahun setelah Wahab mati.
[72] Tarikh al-Tabari, I, hal. 496
[72] Tarikh al-Tabari, I, hal. 496
Sama seperti yang telah dilakukan Ibn Ishaq, Wahab juga mengarang banyak cerita yang belum pernah ditulis sebelumnya, atau pernah dibaca dari sumber sejarah lainnya. Semua sejarahnya hanyalah dongeng yang dibesar-besarkan belaka. Wahab tidak mengerti kejadian² sejarah dan kronologi Alkitab. Dia mengatakan bahwa Yehezkiel memimpin Israel seketika setelah kematian Yoshua, [73] tangan kanan Musa yang memimpin Israel ke Tanah Perjanjian Kanaan. Wahab rupanya tidak tahu bahwa terdapat senjang 1000 tahun antara jaman Yoshua dan jaman Nabi Yehezkiel, dan bahwa Yehezkiel itu adalah seorang Nabi yang tak pernah jadi pemimpin militer Israel.
[73] Tarikh al-Tabari, I, hal. 272
[73] Tarikh al-Tabari, I, hal. 272
Wahab mengatakan bahwa Yehezkiel membangkitkan kembali pasukan bersenjata Israel dari kematian. Di Qur’an, Sura 2:243, dinyatakan kejadian ini tanpa menyebut nama Yehezkiel. Wahab, sama seperti si Mamad SAW, tidak mengerti keterangan kitab Yehezkiel (Akitab Perjanjian Lama, buku 37), di mana Tuhan menunjukkan penglihatan pada Yehezkiel akan tulang belulang yang berserakan di sebuah lembah. Tuhan menunjukkan pada Yehezkiel bahwa daging dan pembuluh darah mulai keluar menutupi tulang belulang. Roh Tuhan berada bersama mereka, dan dalam penglihatan Yehezkiel, tulang belulang berubah menjadi sekumpulan pasukan besar. Penglihatan yang ditunjukkan Tuhan pada Yehezkiel ini merupakan ramalan simbolis masa depan yang akan digenapi di masa Perjanjian baru. Tuhan berjanji membangkitkan kembali orang² yang mati dalam dosa, sama seperti Dia membangkitkan kembali tulang-belulang yang mati. Setelah menyelamatkan mereka melalui penebusan Kristus di kayu salib, Tuhan berjanji mengirimkan Roh Kudus dalam diri mereka. Bagi Muhammad tak mengerti pesan penglihatan yang ditunjukkan Tuhan pada Yehezkiel, sehingga dia mengira Yehezkiel-lah yang membangkitkan tentara Israel dari tulang-belulang kering. Tiada nabi manapun selain Yehezkiel yang melihat penglihatan ini, dan tak ada kitab Yudaisme mana pun yang menyatakan bahwa kejadian ini benar² terjadi di dunia nyata, dan bukan sekedar penglihatan saja. Jika hal ini benar² terjadi di dunia, maka ini tentunya termasuk sebagai salah satu muzizat terbesar di Perjanjian Lama, setara dengan laut Merah terbelah di jaman Musa.
Ibn Ishaq juga mengutip dongeng dari Wahab bin Muhabbih ketika dia menulis keterangan tentang Tabut Perjanjian di Perjanjian Lama:
Di dalam tabut itu terdapat kemuliaan “Shakinah” dan bentuknya berupa kepala mayat kucing. Tatkala kepala kucing mati itu mengeluarkan suara keras dari dalam Tabut, umat Israel mendapat jaminan kemenangan dan tahu bahwa mereka akan menguasai tanah² milik bangsa lain. [74]
[74] Tarikh al-Tabari, I, hal. 274
[74] Tarikh al-Tabari, I, hal. 274
Kita tahu tak ada mayat kucing dalam Tabut. Dongeng kacau ini tidak pernah disebut dalam Alkitab karena memang tak pernah terjadi.
Replika Tabut Perjanjian
Ibn Ishaq mengutip keterangan Wahab Bin Muhabbih tentang kisah lain yang juga sama ngawurnya. Dia mengatakan bahwa Ratu Sheba datang menemui Raja Salomo dengan pasukan yang terdiri dari 12000 raja² Yemen. Di bawah setiap raja, terdapat 12000 prajurit. [75] Ini berarti Yemen memiliki 12000 raja dan sekitar 50 juta prajurit di jaman itu, ketika penduduk seluruh dunia saja tidak mencapai jumlah sebesar itu. Kita mengetahui (dari keterangan sejarah Romawi tentang Sheba) bahwa tentara Shabaia berjumlah kecil dibandingkan tentara Ethiopia atau Mesir. Ibn Ishaq, yang mencontek keterangan Wahab begitu saja, mengatakan bahwa Raja Salomo menyebabkan Ratu Sheba menikah dengan “Tubb’a, Raja Hamdan,” dan bahwa Tubb’a menjadi Raja Yemen melalui pernikahan. [76] Tulisan ini menunjukkan betapa butanya Wahab akan sejarah Yemen, negara asalnya sendiri. Gelar Tubb’a hanya diberikan kepada Raja² Yemen dinasti Himyarit yang muncul di sekitar tahun 115 SM dan menguasai Sheba di sekitar tahun 275 M. Dengan begitu, gelar “Tubb’a” merupakan gelar raja² Himyarit di Yemen di jaman 275 M, tapi Raja Salomo hidup di abad ke 10 SM. Ini berarti pernyataan Wahab bahwa Tubb’a menikahi Ratu Sheba, dan jadi Raja Yemen di jaman Salomo, hanya menunjukkan bahwa Wahab dan Ishaq tidak tahu akan data dan kronologi sejarah.
[75]Tarikh al-Tabari, I, hal. 292
[76]Tarikh al-Tabari, I, hal. 292
[75]Tarikh al-Tabari, I, hal. 292
[76]Tarikh al-Tabari, I, hal. 292
Wahab mengatakan bahwa Raseh dari Ethiopia yang berperang melawan Asa, Raja Yudea, adalah Raja dari India. Dia juga mengatakan bahwa dalam peperangan ini dibantu oleh masyarakat Gog dan Magog. [77]
[77] Tarikh al-Tabari, I, hal. 308
[77] Tarikh al-Tabari, I, hal. 308
Masih mengutip dari Wahab, Ibn Ishaq juga mengatakan bahwa Ayub adalah warga Romawi dan dia (Ibn Ishaq) menciptakan silsilah keturunan baginya yang menghubungkannya dengan Ishak, putra Abraham. [78] Wahab mengatakan bahwa Samson berasal dari dusun Romawi, dan dia adalah Muslim. [79] Tapi kita tahu bahwa Samson adalah Hakim Israel yang lahir di abad ke 13 SM, jauh sebelum kota Romawi didirikan di tahun 753-748 SM. Wahab, sama seperti pengarang Muslim lainnya, ingin mendukung pernyataan Muhammad di Qur’an. Wahab berusaha membuat agama Muhammad, yakni Islam, tampak berakar dari peradaban kuno. Dalam Qur’an, Muhammad mengatakan bahwa Islam merupakan agama kuno yang dianut berbagai figur penting sejarah, seperti Alexander Agung dan Ratu Syeba yang mengunjungi Raja Salomo. Dia juga menyebut bahwa para tukang sihir yang menentang Musa, Firaun dan istrinya Assia, sebagai Muslim. Dia juga mengatakan bahwa Allah akan menikahkannya dengan Assia dan Maria ibu Yesus di surga. [80]
[78]Tarikh al-Tabari, I, hal. 194
[79] Tarikh al-Tabari, I, hal. 381
[80] Halabiyah, hal. 106.
[78]Tarikh al-Tabari, I, hal. 194
[79] Tarikh al-Tabari, I, hal. 381
[80] Halabiyah, hal. 106.
Wahab bin Munabbih dengan ngawurnya menulis sejarah guna membenarkan kesalahan sejarah di Qur’an. Dia juga ingin mendukung keterangan Qur’an bahwa Maria ibu Yesus melahirkan Yesus di bawah pohon kurma. Sayangnya, tak ada pohon kurma di Betlehem karena pohon kurma hanya tumbuh di daerah yang sangat panas. Tapi Wahab tak menggubris fakta itu dan menulis: Yesus lahir di perbatasan Mesir “dekat sebuah pohon kurma.” [81]
[78]Tarikh al-Tabari, I, hal. 194
[79]Tarikh al-Tabari, I, hal. 381
[80] Halabiyah, hal. 106
[81] Tarikh al-Tabari, I, hal. 350
[78]Tarikh al-Tabari, I, hal. 194
[79]Tarikh al-Tabari, I, hal. 381
[80] Halabiyah, hal. 106
[81] Tarikh al-Tabari, I, hal. 350
HISHAM BIN MOHAMMED
Hisham bin Mohammed juga melanjutkan kekacauan sejarah dalam literatur Islam.
Sama seperti Wahab, Hisham bin Mohammed juga mengarang sejarah Islam untuk mendukung keterangan sejarah Muhammad yang ngawur. Hisham mengatakan bahwa putra² Tubb’a, Raja Yemen, pernah menguasai China. Salah seorang putra tersebut menaklukkan Konstantinopel dan lalu mengepung kota Roma. Setelah gagal menaklukkan Roma, dia lalu pergi ke Samarkhind dan lalu mengalahkan tentara Turki dan menguasai daerah itu. Dia lalu menuju China dan bertemu dengan saudara lakinya yang menduduki China sejak tiga tahun sebelumnya. Keduanya lalu tinggal di China sampai mati, begitu kata Hisham. [82] Semua keterangan sejarah Hisham tersebut hanyalah isapan jempol belaka.
[82] Tarikh al-Tabari, I, hal. 420, 421
[82] Tarikh al-Tabari, I, hal. 420, 421
Hisham juga mengarang sejarah dengan mengatakan bahwa Nebukhadnezzar adalah orang Persia. Para panglimanya adalah Darius, Cyrus, dan Ahasuereus, yang semuanya menjadi Raja Babel setelah Nebukhadnezzar wafat. [83] Sejarah menunjukkan bahwa Nebukhadnezzar bukanlah orang Persia, tapi orang Khaldea. Darius, Cyrus, dan Ahasuereus yang disebut Hisham sebagai panglima perang Nebukhadnezzar sebenarnya adalah para Raja Persia terkenal yang muncul berabad-abad setelah Nebukhadnezzar wafat. Tampaknya Hisham dipengaruhi oleh keterangan hadis yang mengatakan bahwa Nebukhadnezzar, Salomo dan Alexander Agung menjadi penguasa dunia, di jaman Muhammad. [84]
[83]Tarikh al-Tabari, I, hal. 317, 318
[84]Tarikh al-Tabari, I, hal. 142, 143
[83]Tarikh al-Tabari, I, hal. 317, 318
[84]Tarikh al-Tabari, I, hal. 142, 143
Sama seperti Nabinya, Hisham pun tidak memiliki pengetahuan sejarah umum. Kesalahan² sejarah Qur’an malah didukungnya dengan tulisan sejarahnya yang ngawur. Sialnya para Muslim berpendidikan di jaman sekarang malah terus bergantung pada keterangan sejarah murahan tersebut.
Selain Ibn Ishak, Penyampai Hadis Lain juga Mengarang Sejarah IslamIbn Ishak tidak dapat dipercaya ketika dia menulis sejarah peradaban kuno. Keterangan sejarahnya tidak pernah berdasarkan bukti penemuan arkeologi atau naskah² sejarah kuno. Dia mengarang saja keterangannya. Meksipun dia mengutip tulisan para narator yang menyampaikan kisah² sebelum jamannya, tapi orang² yang jadi sumber informasi Ibn Ishaq ini adalah para Muslim yang hidup setelah Muhammad mati. Mereka bukan ahli sejarah, dan tak punya pengetahuan sejarah umum peradaban manusia, sehingga mereka bukanlah sumber terpercaya sejarah kuno. Ibn Ishaq dan para penulis Muslim berikutnya (satu atau dua generasi kemudian), menulis ulang sejarah Islam agar sesuai dengan apa yang ditulis Muhammad dalam Qur’an. Aku akan membahas hal ini sekilas dan memberi komentar tentang sebagian para pencipta tulisan yang disebut sebagai ‘sejarah Islam.’
Contoh Sepguagint.
Replika Tabut Perjanjian
AL-SHAABI
Al-Shaabi, sumber utama keterangan Ibn Ishak, menyatakan bahwa suku Quraysh telah mulai mencatat sejarah hanya beberapa tahun setelah tahun gajah, yakni 570 M, dan dia menasehati para pembacanya untuk menelaah sejarah bangsa Yahudi untuk mendapatkan fakta.
Ibn Ishaq seringkali menyebut hal² yang didengarnya dari al-Shaabi. Kadangkala Ibn Ishaq bertanya pada al-Shaabi [65], dan al-Shaabi menjawab:
[65]Tarikh al-Tabari, I, hal. 171
[65]Tarikh al-Tabari, I, hal. 171
Sejarah Muslim harus sesuai dengan sejarah Yahudi – maksudnya adalah apa yang tertulis di Alkitab Perjanjian Lama – karena kaum Muslim tidak pernah mencatat sejarah sebelum Muhammad hijrah ke al-Medina. Mereka tidak pernah mencatat apapun sebelum itu. Kaum Quraysh baru mulai menulis sejarah mereka di tahun gajah. [66]
[66] Tarikh al-Tabari, I, hal. 120
[66] Tarikh al-Tabari, I, hal. 120
Tahun gajah adalah tahun di mana Abraha dari Ethiopia menguasai Mekah, dengan menggunakan gajahny untuk memenangkan peperangan. Hal ini terjadi kira² tahun 570 M, di tahun yang sama Muhammad lahir. Mari kita lihat semua bukti yang ada. Pertama-tama, al-Shaabi, sumber utama sejarah Ibn Ishaq, mengaku bahwa umat Muslim harus mengikuti sejarah kaum Yahudi. Kedua, umat Muslim baru menulis sejarah sekitar tahun 622 M, saat Muhammad hijrah ke Medina. Ketiga, suku Quraysh, yang hidup di Mekah, baru menulis sejarah mereka pada tahun 570 M, yakni tahun gajah. Dengan begitu, bagaimana mungkin para Muslim bisa menulis sejarah kuno Islam sebelum masa hijrah? Hak apakah yang dimiliki Ibn Ishaq dan penulis Muslim lainnya untuk menyusun sejarah Mekah 2.600 tahun sebelum tahun gajah?
Untuk membenarkan tulisan mereka, penulis Muslim malah menuduh Alkitab telah dikorupsi; dan karena itulah isi keterangan Alkitab berbeda dengan Qur’an. Tetapi jika kita membandingkan kebenaran Alkitab dengan Qur’an, maka tampaklah perbedaan yang sangat besar. Salinan² kitab² dari Alkitab sudah tersedia dan beredar sejak abad ke 2 SM, seperti naskah² Laut Mati yang ditemukan di gua di Qumran dekat Yerikho. Bagian Perjanjian Lama Alkitab diterjemahkan dari bahasa Ibrani ke bahasa Yunani oleh Ptolemius II Philadelphus, Raja Mesir di tahun 287 M. Ptolemius II mendirikan sebuah perpustakaan Alexandria dan dia memasukkan Alkitab ke dalam koleksi buku perpustakaan. Ptolemius mengundang 70 ilmuwan Yahudi ke Alexandria untuk menerjemahkan Alkitab ke bahasa Yunani, dan terjemahan ini dikenal sebagaiSeptuagint. Banyak salinan Septuagint kuno yang masih utuh sampai saat ini. Bahkan Yesus dan para Rasul juga mengutip dari naskah² Septuagint. Selain itu, banyak terjemahan Alkitab yang ditulis di berbagai waktu dalam berbagai bahasa. Terjemahan² kuno itu masih ada sampai hari ini dan tak ada yang meragukan keasliannya.
Contoh Sepguagint.
Bahkan al-Shaabi, salah satu sumber keterangan utama Ibn Ishaq, dan juga penulis² Muslim di jamannya, juga mengatakan untuk kembali ke “sejarah Yahudi” dalam Alkitab, dan riset agama harus sesuai dengan fakta sejarah. Kesimpulannya adalah kita tidak bisa mempercayai tulisan sejarah bangsa Quraysh sebelum tahun 570 M, tahun gajah. Kita pun tak bisa mempercayai tulisan² sejarah Islam yang ditulis Muslim, sebelum Muhammad hijrah di tahun 622 M.
AL-SUDI’
Al-Sudi’ adalah pencipta berbagai kisah untuk membenarkan dosa Muhammad.
Pengarang sejarah Islam lainnya adalah al-Sudi’. Seperti banyak narator Islam lainnya, al-Sudi’ juga berusaha membenarkan perbuatan² tercela Muhammad. Contohnya, al-Sudi’ mencontek kisah tentang angin yang mengangkat baju yang Zipora, anak perempuan Jehtro sang pendeta Midian (mertua Musa), ketika gadis itu berjalan bersama sang ayah untuk pulang ke rumah ayahnya. [67]
[67] Tarikh al-Tabari, I, hal. 236
[67] Tarikh al-Tabari, I, hal. 236
Al-Sudi mendapatkan gagasan mengarang cerita ini dari suatu kejadian dalam hidup Muhammad. Ketika Muhammad mengunjungi putra angkatnya, Zayd bin Harithah, yang disebut sebagai Zayd bin Muhammad atau “putra Muhammad,” Zayd sedang tidak berada di rumah. Istrinya, yakni Zainab, membuka pintu bagi Muhammad. Angin bertiup mengangkat baju Zainab di hadapan Muhammad, sehingga Muhammad berahi terhadapnya dan menyatakan gairahnya dengan jelas kepada Zainab. Ketika Zayd pulang ke rumah, istrinya menyampaikan tentang birahi sang Nabi pada sang istri. Zayd, yang tahu bahwa wanita manapun yang diminati Muhammad harus diserahkan padanya, pergi mengunjungi Muhammad dan mengatakan bahwa dia akan menyerahkan istrinya pada Muhammad. [68] Keesokan harinya, Muhammad mewahyukan Qur’an, sura 33 (al-Ahzab), ayat 37, yang menyatakan bahwa Allah memberikan istri Zayd padanya. Dia juga memerintahkan umat Muslim untuk menikahi menantu wanita mereka jika putra² angkat mereka menceraikan istri² mereka. Semua ini dilakukan Muhammad demi membenarkan berahinya terhadap menantunya. Ayat² lain yang berkenaan dengan hal ini juga mencela perbuatan mengangkat anak. Dia menyuruh Muslim untuk berhenti melakukan adopsi dan memerintahkan mereka untuk memanggil anak² angkat dengan nama² ayah kandung mereka, dan bukan dengan nama orangtua yang mengadopsi mereka (Surah 33:5).
[68] Halabiyah, 2, hal. 484
[68] Halabiyah, 2, hal. 484
Seperti yang telah kusebut sebelumnya, Zayd adalah putra angkat Muhammad. Zayd diculik sewaktu masih kecil di Syria, dan dijual sebagai budak, dan akhirnya jatuh ke tangan Khadijah, istri pertama Muhammad. Karena suka padanya, Muhammad lalu mengadopsi Zayd. Bertahun-tahun kemudian, ayah Zayd menemukan Zayd di Mekah. Dia ingin membeli kemerdekaan putranya, tapi Muhammad menolaknya. Karena itulah ayah Zayd lalu menulis puisi sedih tentang putranya. [69]
[69] Ibn Hisham, I, hal. 200
[69] Ibn Hisham, I, hal. 200
Al-Sudi’ berusaha membuat kisah Muhammad dan istri Zayd, Zainab, tidak begitu memalukan dengan menyatakan angin meniup baju Zainab di hadapan orang banyak dan bukan di hadapan Muhammad. Al-Sudi’ mengatakan bahwa angin juga mengangkat baju Zipora yang lalu dinikahi Musa. Dapat dari manakah al-Sudi’ tentang keterangan itu? Literatur Yahudi atau literatur manapun tak ada yang mengatakan hal seperti itu. Usaha memperkecil nista Muhammad dengan mengarang dongeng tentang Musa hanya bisa mengelabui orang bodoh saja.
Contoh lain adalah al-Sudi mengarang bahwa Balaa, putra Beor, adalah orang Israel. [70] Alkitab menyatakan bahwa Balaam bukanlah orang Israel, tapi dia adalah “putra² dari Timur.” Al-Sudi juga mengatakan bahwa keledai Balaam berkata padanya, “Kau ngesex denganku di malam hari dan menunggangiku di siang hari.” [71] Alkitab tidak menyebut keterangan itu sama sekali.
[70]Tabari, I, hal. 259
[71]Tarikh al-Tabari, I, hal. 260
[70]Tabari, I, hal. 259
[71]Tarikh al-Tabari, I, hal. 260
Banyak kisah² yang ditulis para penulis Muslim yang seperti itu. Mereka menambah-nambahkan berbagai dongeng yang aneh, untuk menipu orang² yang tak berpengetahuan akan Akitab. Bagaimana mungkin Muslim bisa menemukan kebenaran jika mereka mempercayai dongeng² khayalan tersebut?
WAHAB BIN MUNABBIH
Wahab Bin Munabbih, salah seorang penulis utama yang mengarang sejarah Islam bagi umat Muslim.
Wahab Bin Munabbih adalah orang Yaman keturunan Persia yang memeluk Islam, dan dia adalah salah seorang dari para penulis utama sejarah Islam. Ibn Ishaq juga seringkali mengutip keterangannya. Wahab menulis tentang penyerangan² militer yang dilakukan Muhammad. Dia mati sekitar 114 tahun setelah Muhammad hijrah ke Medina, [72] dan Ibn Ishaq mati sekitar 40 tahun setelah Wahab mati.
[72] Tarikh al-Tabari, I, hal. 496
[72] Tarikh al-Tabari, I, hal. 496
Sama seperti yang telah dilakukan Ibn Ishaq, Wahab juga mengarang banyak cerita yang belum pernah ditulis sebelumnya, atau pernah dibaca dari sumber sejarah lainnya. Semua sejarahnya hanyalah dongeng yang dibesar-besarkan belaka. Wahab tidak mengerti kejadian² sejarah dan kronologi Alkitab. Dia mengatakan bahwa Yehezkiel memimpin Israel seketika setelah kematian Yoshua, [73] tangan kanan Musa yang memimpin Israel ke Tanah Perjanjian Kanaan. Wahab rupanya tidak tahu bahwa terdapat senjang 1000 tahun antara jaman Yoshua dan jaman Nabi Yehezkiel, dan bahwa Yehezkiel itu adalah seorang Nabi yang tak pernah jadi pemimpin militer Israel.
[73] Tarikh al-Tabari, I, hal. 272
[73] Tarikh al-Tabari, I, hal. 272
Wahab mengatakan bahwa Yehezkiel membangkitkan kembali pasukan bersenjata Israel dari kematian. Di Qur’an, Sura 2:243, dinyatakan kejadian ini tanpa menyebut nama Yehezkiel. Wahab, sama seperti si Mamad SAW, tidak mengerti keterangan kitab Yehezkiel (Akitab Perjanjian Lama, buku 37), di mana Tuhan menunjukkan penglihatan pada Yehezkiel akan tulang belulang yang berserakan di sebuah lembah. Tuhan menunjukkan pada Yehezkiel bahwa daging dan pembuluh darah mulai keluar menutupi tulang belulang. Roh Tuhan berada bersama mereka, dan dalam penglihatan Yehezkiel, tulang belulang berubah menjadi sekumpulan pasukan besar. Penglihatan yang ditunjukkan Tuhan pada Yehezkiel ini merupakan ramalan simbolis masa depan yang akan digenapi di masa Perjanjian baru. Tuhan berjanji membangkitkan kembali orang² yang mati dalam dosa, sama seperti Dia membangkitkan kembali tulang-belulang yang mati. Setelah menyelamatkan mereka melalui penebusan Kristus di kayu salib, Tuhan berjanji mengirimkan Roh Kudus dalam diri mereka. Bagi Muhammad tak mengerti pesan penglihatan yang ditunjukkan Tuhan pada Yehezkiel, sehingga dia mengira Yehezkiel-lah yang membangkitkan tentara Israel dari tulang-belulang kering. Tiada nabi manapun selain Yehezkiel yang melihat penglihatan ini, dan tak ada kitab Yudaisme mana pun yang menyatakan bahwa kejadian ini benar² terjadi di dunia nyata, dan bukan sekedar penglihatan saja. Jika hal ini benar² terjadi di dunia, maka ini tentunya termasuk sebagai salah satu muzizat terbesar di Perjanjian Lama, setara dengan laut Merah terbelah di jaman Musa.
Ibn Ishaq juga mengutip dongeng dari Wahab bin Muhabbih ketika dia menulis keterangan tentang Tabut Perjanjian di Perjanjian Lama:
Di dalam tabut itu terdapat kemuliaan “Shakinah” dan bentuknya berupa kepala mayat kucing. Tatkala kepala kucing mati itu mengeluarkan suara keras dari dalam Tabut, umat Israel mendapat jaminan kemenangan dan tahu bahwa mereka akan menguasai tanah² milik bangsa lain. [74]
[74] Tarikh al-Tabari, I, hal. 274
[74] Tarikh al-Tabari, I, hal. 274
Kita tahu tak ada mayat kucing dalam Tabut. Dongeng kacau ini tidak pernah disebut dalam Alkitab karena memang tak pernah terjadi.
Replika Tabut Perjanjian
Ibn Ishaq mengutip keterangan Wahab Bin Muhabbih tentang kisah lain yang juga sama ngawurnya. Dia mengatakan bahwa Ratu Sheba datang menemui Raja Salomo dengan pasukan yang terdiri dari 12000 raja² Yemen. Di bawah setiap raja, terdapat 12000 prajurit. [75] Ini berarti Yemen memiliki 12000 raja dan sekitar 50 juta prajurit di jaman itu, ketika penduduk seluruh dunia saja tidak mencapai jumlah sebesar itu. Kita mengetahui (dari keterangan sejarah Romawi tentang Sheba) bahwa tentara Shabaia berjumlah kecil dibandingkan tentara Ethiopia atau Mesir. Ibn Ishaq, yang mencontek keterangan Wahab begitu saja, mengatakan bahwa Raja Salomo menyebabkan Ratu Sheba menikah dengan “Tubb’a, Raja Hamdan,” dan bahwa Tubb’a menjadi Raja Yemen melalui pernikahan. [76] Tulisan ini menunjukkan betapa butanya Wahab akan sejarah Yemen, negara asalnya sendiri. Gelar Tubb’a hanya diberikan kepada Raja² Yemen dinasti Himyarit yang muncul di sekitar tahun 115 SM dan menguasai Sheba di sekitar tahun 275 M. Dengan begitu, gelar “Tubb’a” merupakan gelar raja² Himyarit di Yemen di jaman 275 M, tapi Raja Salomo hidup di abad ke 10 SM. Ini berarti pernyataan Wahab bahwa Tubb’a menikahi Ratu Sheba, dan jadi Raja Yemen di jaman Salomo, hanya menunjukkan bahwa Wahab dan Ishaq tidak tahu akan data dan kronologi sejarah.
[75]Tarikh al-Tabari, I, hal. 292
[76]Tarikh al-Tabari, I, hal. 292
[75]Tarikh al-Tabari, I, hal. 292
[76]Tarikh al-Tabari, I, hal. 292
Wahab mengatakan bahwa Raseh dari Ethiopia yang berperang melawan Asa, Raja Yudea, adalah Raja dari India. Dia juga mengatakan bahwa dalam peperangan ini dibantu oleh masyarakat Gog dan Magog. [77]
[77] Tarikh al-Tabari, I, hal. 308
[77] Tarikh al-Tabari, I, hal. 308
Masih mengutip dari Wahab, Ibn Ishaq juga mengatakan bahwa Ayub adalah warga Romawi dan dia (Ibn Ishaq) menciptakan silsilah keturunan baginya yang menghubungkannya dengan Ishak, putra Abraham. [78] Wahab mengatakan bahwa Samson berasal dari dusun Romawi, dan dia adalah Muslim. [79] Tapi kita tahu bahwa Samson adalah Hakim Israel yang lahir di abad ke 13 SM, jauh sebelum kota Romawi didirikan di tahun 753-748 SM. Wahab, sama seperti pengarang Muslim lainnya, ingin mendukung pernyataan Muhammad di Qur’an. Wahab berusaha membuat agama Muhammad, yakni Islam, tampak berakar dari peradaban kuno. Dalam Qur’an, Muhammad mengatakan bahwa Islam merupakan agama kuno yang dianut berbagai figur penting sejarah, seperti Alexander Agung dan Ratu Syeba yang mengunjungi Raja Salomo. Dia juga menyebut bahwa para tukang sihir yang menentang Musa, Firaun dan istrinya Assia, sebagai Muslim. Dia juga mengatakan bahwa Allah akan menikahkannya dengan Assia dan Maria ibu Yesus di surga. [80]
[78]Tarikh al-Tabari, I, hal. 194
[79] Tarikh al-Tabari, I, hal. 381
[80] Halabiyah, hal. 106.
[78]Tarikh al-Tabari, I, hal. 194
[79] Tarikh al-Tabari, I, hal. 381
[80] Halabiyah, hal. 106.
Wahab bin Munabbih dengan ngawurnya menulis sejarah guna membenarkan kesalahan sejarah di Qur’an. Dia juga ingin mendukung keterangan Qur’an bahwa Maria ibu Yesus melahirkan Yesus di bawah pohon kurma. Sayangnya, tak ada pohon kurma di Betlehem karena pohon kurma hanya tumbuh di daerah yang sangat panas. Tapi Wahab tak menggubris fakta itu dan menulis: Yesus lahir di perbatasan Mesir “dekat sebuah pohon kurma.” [81]
[78]Tarikh al-Tabari, I, hal. 194
[79]Tarikh al-Tabari, I, hal. 381
[80] Halabiyah, hal. 106
[81] Tarikh al-Tabari, I, hal. 350
[78]Tarikh al-Tabari, I, hal. 194
[79]Tarikh al-Tabari, I, hal. 381
[80] Halabiyah, hal. 106
[81] Tarikh al-Tabari, I, hal. 350
HISHAM BIN MOHAMMED
Hisham bin Mohammed juga melanjutkan kekacauan sejarah dalam literatur Islam.
Sama seperti Wahab, Hisham bin Mohammed juga mengarang sejarah Islam untuk mendukung keterangan sejarah Muhammad yang ngawur. Hisham mengatakan bahwa putra² Tubb’a, Raja Yemen, pernah menguasai China. Salah seorang putra tersebut menaklukkan Konstantinopel dan lalu mengepung kota Roma. Setelah gagal menaklukkan Roma, dia lalu pergi ke Samarkhind dan lalu mengalahkan tentara Turki dan menguasai daerah itu. Dia lalu menuju China dan bertemu dengan saudara lakinya yang menduduki China sejak tiga tahun sebelumnya. Keduanya lalu tinggal di China sampai mati, begitu kata Hisham. [82] Semua keterangan sejarah Hisham tersebut hanyalah isapan jempol belaka.
[82] Tarikh al-Tabari, I, hal. 420, 421
[82] Tarikh al-Tabari, I, hal. 420, 421
Hisham juga mengarang sejarah dengan mengatakan bahwa Nebukhadnezzar adalah orang Persia. Para panglimanya adalah Darius, Cyrus, dan Ahasuereus, yang semuanya menjadi Raja Babel setelah Nebukhadnezzar wafat. [83] Sejarah menunjukkan bahwa Nebukhadnezzar bukanlah orang Persia, tapi orang Khaldea. Darius, Cyrus, dan Ahasuereus yang disebut Hisham sebagai panglima perang Nebukhadnezzar sebenarnya adalah para Raja Persia terkenal yang muncul berabad-abad setelah Nebukhadnezzar wafat. Tampaknya Hisham dipengaruhi oleh keterangan hadis yang mengatakan bahwa Nebukhadnezzar, Salomo dan Alexander Agung menjadi penguasa dunia, di jaman Muhammad. [84]
[83]Tarikh al-Tabari, I, hal. 317, 318
[84]Tarikh al-Tabari, I, hal. 142, 143
[83]Tarikh al-Tabari, I, hal. 317, 318
[84]Tarikh al-Tabari, I, hal. 142, 143
Sama seperti Nabinya, Hisham pun tidak memiliki pengetahuan sejarah umum. Kesalahan² sejarah Qur’an malah didukungnya dengan tulisan sejarahnya yang ngawur. Sialnya para Muslim berpendidikan di jaman sekarang malah terus bergantung pada keterangan sejarah murahan tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar